Tiga belas tahun terakhir, Mal meyakini jalan yang ia tempuh di organisasi pemuda adalah jalan perjuangan. Di tengah perjalanan, ia menyadari bahwa nyatanya ia hanya menjadi boneka bagi beberapa orang. Orang-orang yang ia kenal baik justru menikamnya dari belakang. Langkah demi langkah yang ia jalani pun terasa sia-sia. Mal kemudian mencoba memulai hidupnya kembali dari awal. Namun, jalan baru yang ia tempuh tak jauh berbeda dengan jalan hidup sebelumnya. Ia tetap merasa menjadi boneka. Kali ini, bukan hanya untuk beberapa orang, tapi untuk sebuah organisasi besar yang ia pikir akan melindunginya, tapi justru menjebaknya dalam kesepakatan yang lebih rumit. Dalam usaha melawan skenario organisasi, Mal juga tengah berusaha melawan dirinya sendiri. Diri yang terlanjur memiliki citra baik dan populer. Versi diri yang berbanding terbalik dari diri yang sebenarnya. Mampukah Mal menang dalam pertarungan melawan dirinya sendiri? Judul ...
SEGERA TERBIT REPUBLIKANISME, KOMUNISME, ISLAM: ASAL--USUL KOSMOPOLITAN REVOLUSIONER DI ASIA TENGGARA JOHN T. SIDEL Dari seluruh kawasan di dunia, Asia Tenggara dapat disebut sebagai kawasan yang paling impresif, menarik, dan penting dalam hal revolusi nasional. Revolusi Filipina pada awal abad ke-20 melahirkan republik independen pertama di Asia meskipun singkat umurnya. Hal ini diikuti dengan minat dan antusiasme besar dari para intelektual Cina menjelang revolusi yang kemudian mengakhiri dinasti Qing pada 1911, menandai periode konflik yang berlarut-larut di Cina dan Asia Timur secara keseluruhan. [i] Serangan dan penjajahan kejam Amerika atas kepulauan tersebut telah menghambat Revolusi Filipina, menunda kemerdekaan dan kedaulatan nasional Filipina hingga 1946, serta menarik Amerika Serikat ke dalam upaya imperialisme di Asia dan dunia secara keseluruhan. Revolusi Indonesia tahun 1945-1949 juga memiliki signifikansi yang sama. Revolusi itu melahirkan negara kepula...
SEGERA TERBIT KEAMANAN INSANI DI INDONESIA Cita-Cita ke Realita Perspektif keamanan insani (human security) di Indonesia pada kenyataannya sebagaimana yang disampaikan dalam buku ini, kesimpulannya adalah masih harus dikonstruksikan. Perspektif keamanan insani masih mengalami perubahan-perubahan yang sifatnya dinamis. Masih terdapat beberapa perspektif negatif diantaranya seperti kekhawatiran merebaknya ekses negatif individualisme yang bisa menggantikan kolektivisme gotong royong yang masih dianggap ideal di Indonesia. Disisi lain kekhawatiran adanya semangat penghormatan hak azasi manusia yang bermuara pada individualisme dianggap bisa menimbulkan hilangnya peran negara. Termasuk juga terkait adanya kekhawatiran akan memunculkan kuatnya dominasi sektor swasta serta ekses kebebasan individu yang tak terkontrol. Dalam konteks Indonesia sebagaimana kenyataan yang sudah disebutkan, keamanan insani masih memerlukan adanya upaya penguatan perspektif positif. Penguatan perspektif po...
Komentar
Posting Komentar