SEGERA TERBIT
REPUBLIKANISME, KOMUNISME, ISLAM:
ASAL--USUL KOSMOPOLITAN REVOLUSIONER DI ASIA TENGGARA
JOHN T. SIDEL
Dari seluruh kawasan di dunia, Asia
Tenggara dapat disebut sebagai kawasan yang paling impresif, menarik, dan
penting dalam hal revolusi nasional. Revolusi Filipina pada awal abad ke-20 melahirkan
republik independen pertama di Asia meskipun singkat umurnya. Hal ini diikuti
dengan minat dan antusiasme besar dari para intelektual Cina menjelang revolusi
yang kemudian mengakhiri dinasti Qing pada 1911, menandai periode konflik yang berlarut-larut
di Cina dan Asia Timur secara keseluruhan.
[i]Serangan dan
penjajahan kejam Amerika atas kepulauan tersebut telah menghambat Revolusi
Filipina, menunda kemerdekaan dan kedaulatan nasional Filipina hingga 1946,
serta menarik Amerika Serikat ke dalam upaya imperialisme di Asia dan dunia
secara keseluruhan. Revolusi Indonesia tahun 1945-1949 juga memiliki
signifikansi yang sama. Revolusi itu melahirkan negara kepulauan dengan
populasi terbesar keempat di dunia dan jumlah pemeluk Muslim terbanyak.Dalam keberhasilannya
menyatukan populasi yang beragam secara etnis, agama, dan bahasa di seluruh
kepulauan, serta dalam perjuangannya yang gigih melawan upaya Belanda untuk melanjutkan
penjajahan, Revolusi Indonesiamenjadi sumber inspirasi bagi perjuangan kemerdekaan
di tanah jajahan lain. Karena itu, pemimpin nasionalis dan presiden pertama
Indonesia, Sukarno, menggelar Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada 1955, yang
terkenal, untuk mengumpulkan para pemimpin negara baru di Asia, Afrika, dan
Timur Tengah guna menyuarakan penolakan terhadap kolonialisme dan
neokolonialisme, serta mempersiapkan Gerakan Non-Blok dan era Dunia Ketiga.
[ii]Terakhir, Revolusi
Vietnam yang menajdi salah satu penyebab runtuhnya imperium Prancis, memberikan
contoh perjuangan gerilya bersenjata melawan kolonialisme dan imperialisme di
seluruh dunia. Revolusi Vietnam memicu demonstrasi massa serta kericuhan di
Amerika pada 1960-an dan awal 1970-an, menggugah keraguan serta
pertanyaan-pertanyaan baru tentang kekuasaan Amerika di seluruh dunia. Ketika
tokoh revolusioner Marxis asal Argentina, Che Guevara, berbicara di hadapan
Organisasi Solidaritas dengan Bangsa Asia, Afrika, dan Amerika Latin (OSPAAL,
yang juga dikenal sebagai Trikontinental) pada konferensi mereka di Havana
tahun 1966, seruannya untuk“dua,
tiga,... dan banyak Vietnam lain” menjadi cukup dipahami.[iii] Secara
singkat, Asia Tenggara menjadi tempat sejumlah mobilisasi revolusioner paling
spektakuler dan signifikan dalam melawan kekuasaan kolonial dan imperialisme
serta mendukung kemerdekaan nasional dalam sejarah dunia kontemporer.
Komentar
Posting Komentar